Tuesday 28 May 2013

Perubahan Wajah Stasiun KRL Jabodetabek

Kereta api khususnya KRL merupakan salah satu moda transportasi andalan bagi warga Jabodetabek sehari-hari.

Berangkat menuju tempat kerja dan pulang ke rumah bersama KRL memang lebih cepat. Tidak hanya soal kecepatan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai operator pun ingin memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada para penumpang.

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, wajah KRL telah mengalami perkembangan pesat dalam hal prasarana, sarana, layanan maupun operasi.

Sejak tahun 2012, PT KAI Daop 1 mulai menjalankan revitalisasi prasarana stasiun. Penataan ulang stasiun diawali dengan penataan ulang dan sterilisasi atau penutupan pintu masuk liar di sekitar stasiun.

Sejak Desember 2012 hingga sekarang, dari total 63 stasiun di Jabodetabek hampir sebagian besar telah dilakukan penataan ulang oleh PT KAI Daop 1.

Penataan ulang ini tak lain demi keamanan dan kenyamanan penumpang KRL yang terus tumbuh pesat setiap tahunnya. Saat ini rata-rata jumlah penumpang KRL mencapai 440.000 – 460.000 orang per hari dengan kapasitas angkut naik dua kali lipat dibandingkan 4 tahun yang lalu dari 300 ribu perhari menjadi sekitar 600 ribu per hari.
Bahkan pemerintah melalui UKP4 menargetkan pada tahun 2019 KRL akan menjadi tulang punggung transportasi publik di Jabodetabek dengan mengangkut hingga 1,2 juta penumpang per hari.

Melalui penataan ulang stasiun, area peron diperluas sehingga mampu mengakomodir dan meningkatkan kenyamanan penumpang. Saat mengantri diloket dan menunggu KRL kini menjadi jadi lebih lega,nyaman dan aman dibandingkan sebelumnya.

Manfaat perluasan peron dan sterilisasi dapat dirasakan sendiri oleh penumpang, seperti di stasiun Depok Baru dan Pasar Minggu.
Selain perluasan peron, PT KAI Daop 1 juga tengah melakukan perpanjangan peron secara bertahap di 63 stasiun se-Jabodetabek.

Melalui perpanjangan peron ini, diharapkan ke depannya jumlah gerbong KRL dalam satu rangkaian yang beroperasi dapat bertambah menjadi 10 gerbong. Stasiun Lenteng Agung dan stasiun Tebet merupakan contoh yang sudah mengalami perpanjangan peron.

Program perpanjangan peron ini merupakan sinergi dengan program pengadaan KRL yang terus dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ). Sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 PT KCJ telah menambah hampir dua kali lipat unit armada KRL Commuter Line baru. Dari sekitar 300 unit pada tahun 2007 menjadi hampir mencapai 600 unit pada tahun 2012. Pada tahun 2013, PT KCJ berencana kembali melakukan penambahan armada sebanyak 180 unit KRL baru.



Penataan ulang stasiun juga mencakup perluasan dan pembuatan lahan parkir baru di area yang telah ditertibkan pada 63 Stasiun di Jabodetabek, Seperti stasiun Bojong Gede, stasiun Bogor, stasiun Depok Baru dan stasiun Citayam. Sekarang penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi dari rumah menuju stasiun semakin nyaman. Penumpang dapat meninggalkan kendaraannya dengan tenang di area parkir stasiun yang luas dan tertata rapi.

Tidak berhenti pada revitalisasi prasarana stasiun, PT KAI (Persero) dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) akan menerapkan sistem e-ticketing pada Juni 2013. Sistem e-ticketing akan mengganti tiket kertas dengan kartu pintar yang tersedia dalam dua pilihan: tiket satu kali perjalanan (single trip) dan tiket berlangganan (multi trip) dengan sistem potong saldo. Bersamaan dengan e-ticketing, sistem perhitungan tarif baru yakni tarif progresif juga akan diterapkan.

Dengan demikian, sebagian besar tarif KRL akan menjadi lebih murah.

Sehingga lebih adil bagi pengguna dimana perjalanan jarak pendek akan lebih murah dibandingkan perjalanan yang lebih jauh.










stasiun cirebon 1989

0 comment:

Post a Comment