Wabah penyakit akibat pangan beberapa waktu terakhir ini cukup sering
terjadi dan menimbulkan banyak korban. Yang paling heboh mungkin kasus
keracunan makanan di Eropa yang menyebabkan 3.000 orang di 14 negara
sakit.
Ada banyak penyebab bakteri yang memicu keracunan makanan,
termasuk diantaranya 7 jenis bakteri ini. Kenali sehingga Anda bisa
menghindarinya.
1. Escherichia coli (E.coli)
Bakteri
ini hidup dalam usus manusia dan juga sapi, kambing serta domba.
Karenanya keberadaan E.coli bisa dipakai untuk mengindikasikan adanya
kontak dengan kotoran manusia. Bakteri E.coli juga sering ditemukan pada
daging yang kurang matang, susu segar (raw milk), dan jus.
Gejala
kontaminasi E.coli meliputi diare berat, nyeri perut, serta muntah yang
berlangsung sekitar 5-10 hari. Untuk menghindari bakteri ini, masaklah
daging sampai matang, cuci buah dan sayuran dengan air mengalir sebelum
dikonsumsi, dan hindari susu segar yang belum dipasteurisasi.
2. Campylobacter
Campylobacter
jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang berkembang di ayam dan
sapi. Bakteri ini bisa menginfeksi tanpa menyebabkan gejala penyakit.
Pada
manusia, bakteri Campylobacter menyebabkan diare, perut keram, nyeri
perut, dan demam. Feses diare seringkali berdarah. Kebanyakan kasus
infeksi memang ringan, tetapi bakteri ini bisa berakibat fatal pada
anak-anak, lansia, dan orang yang menderita gangguan imun.
Cara
menghindari bakteri ini adalah memasak daging sampai matang, mencuci
tangan dengan sabun setelah menyentuh daging mentah, serta membersihkan
peralatan masak yang dipakai mengolah daging mentah.
3. Listeria
Listeria
monocytogenes adalah bakteri yang biasa ditemukan di tanah dan air, dan
juga makanan mentah, makanan olahan, serta susu yang tidak
dipasteurisasi. Seperti bakteri lain, listeria juga dapat hidup dan
menyebar di temperatur dingin seperti dalam kulkas.
Gejala
kontaminasi bakteri listeria antara lain demam dan menggigil, sakit
kepala, mual, dan nyeri perut. Pada ibu hamil dan janin, infeksi bakteri
ini bisa berbahaya.
Hindari infeksi literia dengan mencuci
bersih buah yang keras seperti melon atau mentimun. Bersihkan secara
berkala kulkas dan pisahkan produk makanan matang dan mentah.
4. Vibrio
Vibrio
parahaemolyticus biasanya ditemukan pada seafood mentah karena ia
memang hidup di air asin. Dalam 24 jam sejak terinfeksi, seseorang akan
merasakan gejala diare, mual, muntah, dan demam. Gejalanya bisa
bertahan 3 hari, namun infeksi yang berat jarang terjadi.
5. Toksoplasma
Lebih
dari 60 juga pria, wanita, dan anak-anak di Amerika Serikat membawa
parasit Toxoplasma gondii. Tetapi jarang ada yang menunjukkan gejala
karena sistem imun menjaga supaya parasit ini tidak menyebabkan sakit.
Akan
tetapi, ada juga orang yang mengalami toksoplasmosis, dengan gejala
seperti akan sakit flu, yakni sakit kepala, tidak enak badan, dan demam.
Pada ibu hamil, parasit ini bisa menyebabkan gangguan serius seperti
kerusakan otak, mata, dan organ lain pada janin.
Kebanyakan orang
terinfeksi toksoplasma setelah kontak dengan feses kucing yang membawa
parasit, mengonsumsi daging yang belum matang, atau minum air yang
terkontaminasi.
6. Salmonela
Salmonela
adalah kelompok bakteri yang banyak ditemukan di telur setengah matang,
daging, dan terkadang sayur dan buah yang tidak dicuci bersih.
Infeksi
bakteri ini menyebabkan gejala demam, diare, sakit perut, dan nyeri
kepala. Kebanyakan orang akan sembuh tanpa obat, tetapi infeksi
salmonela bisa serius pada lansia, anak-anak dan penderita penyakit
kronik.
7. Norovirus
Norovirus adalah virus penyebab gastroenteritis, penyakit yang memicu
inflamasi di perut dan usus. Sebagian orang menyebutnya sebagai "flu
perut".
Virus
ini ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ia juga
bisa hidup di permukaan atau menyebar karena kontak dengan orang yang
terinfeksi. Gastroenteritis sangat menular.
Gejalanya
antara lain mual, sakit perut, muntah, diare, sakit kepala, demam, dan
kelelahan, yang berlangsung beberapa hari. Kebanyakan orang bisa pulih
dengan cepat, tetapi pada mereka yang kurang minum untuk menggantikan
cairan yang hilang akibat muntah dan diare, diperlukan infus.
Untuk
mencegah novovirus, cucilah tangan dengan sabun sebelum makan,
bersihkan dengan disinfektan permukaan di dapur dan kamar mandi.