Tuesday, 30 April 2013

Berburu Es Krim Tempo Dulu




Manikmati Es Krim Tempo Doeloe

  • Es Krim Rasa Bakery & Café 

Ingin makan es krim jadul di Bandung? Langkahkan kaki Anda di resturan yang satu ini. adalah Rasa Bakery & Cafe, sebuah restauran yang sudah berdiri sejak tahun 1945 di Bandung. Menempati sebuah bagunan tua berasitektur Eropa (art Deco) menu utama yang ditawarkan restauran ini adalah es krim dengan berbagai macam roti yang sebagian besarnya masih menggunakan resep asli dan dibuat tanpa bahan pengawet.Es Krim Home 

Made dan Aneka Snack

Nah, yang istimewa dari restauran ini adalah es krim home madenya. Terdapat banyak pilihan menu es krim yang terlihat di dalam freezer es krim di restauran. Pilihan rasa pun bervarias, diantaranya ada rasa chocolate, strawberry, tutti frutti, rum raisin, dan masih banyak lainnya, Anda pun bebas memilih sesuai selera. Es krim rasa rum raisin paling banyak diminati karena rasanya yang lezat. Ditambah lagi jika es krim ini didampingi oleh beberapa cemilan pilihan, benar-benar sempurna.

Untuk cemilannya, resturan ini mempunyai cemilan Kroket dan Bitterballe. Bitterballen adalah kroket kecil dengan diameternya 1 cm. Selain itu ada pula Kassoesjes Kue soes dengan ukuran diameter kurang lebih 2 cm yang diisi dengan sedikit olesan krim keju berwarna putih. Tak ketinggalan, restauran ini juga menyediakan Merg pijp yaitu kue yang dibungkus campuran terigu dan gula, sedangkan amandel adalah bolu gulung dengan kacang. Ada pula kue , seperti Black Forest dan Gateaux African.

  • Es Krim Tip Top Kesawan

Restauran yang dahulunya sempat populer dikalangan warga Belanda, terletak di Jl. A. Yani No. 92 Medan di kawasan Kesawan yang merupakan pusat bisnis tertua di Medan. Restauran yang pada awalnya dinamakan Jangkie di Jalan Pandu ini sudah berdiri sejak tahun 1929, kemudian pada tahun 1934 berganti nama menjadi Tip Top. Menu andalan dari restauran ini adalah mie, namun saat ini telah berkembang dan menampilkan beragam variasi menu baru, diantaranya adalah nasi goreng, es krim, menu internasional seperti steak dan salad, serta masakan Tionghoa. Di Medan sendiri Restauran Tip Top hingga kini masih menjadi tempat pilihan favorit.

Hingga kini restauran Tip Top masih mempertahankan tradisi lama. Jika berkunjung ke restauran ini anda pun akan menjumpai suasana ruangan khas tempo dulu yang sarat dengan barang sisa peninggalan masa lalunya seperti, mesin, meja bertaplak kotak-kotak dan kursi rotan serta piano yang masih tetap digunakan. Bahkan tungku kayu bakar zaman Belanda sejak tahun 1934 masih terus digunakan untuk memanggang kue-kue.

Koleksi masa lalu pun semakin sempurna dengan dipajangnya foto-foto hitam putih yang menggambarkan kisah perjalanan restauran Tip Top dari dulu hingga kini. dilengkapi dengan seragam dari para pelayan yang sengaja dirancang bergaya klasik . Para pelayan pun mengenakan seragam khas dengan kemeja putih atau kemeja motif batik dipadukan dengan celana panjang bahan warna hitam. Tambahan lagi peci sebagai penutup kepala, semakin membawa tamu ke suasana tempo dulu.

Es Krim Lezat Tanpa Pengawet

Untuk sajiannya, restoran ini menyediakan berbagai menu makanan dari Indonesia, China dan Eropa. Namun yang menjadi andalan di Tip Top adalah es krim home made atau buatan sendiri. Seperti YsTaart, Java Ice, Mexicaner Ice, Carmen Ice, Tutti Frutti Ice, Peach Melba Ice, Pukler, dan masih banyak lagi. Ada yang disajikan dalam bentuk ice cream taart, minuman, dan scoop dengan beragam rasa seperti vanila, cokelat, strawberry, room (rhum), dan yang lain-lainya. Es krim disajikan di mangkuk aluminium untuk menjaga agar es krim tetap beku. Ya, es krim di Tip Top memang lebih mudah cair , hal ini menandakan, es krim Tip Top tidak menggunakan bahan pengawet.

Nah, Es krim favorit pengunjung adalah Mexicanner dan Carmen. Mexicanner adalah es krim vanilla putih yang disiram dengansaus cokelat, tiga iris buah peach dan buah cherry yang ditempatkan di atas es krim disajikan dalam gelas stainless. Sedangkan Carmen adalah versi lain Mexicanner dengan penyajian yang sama, plus taburan kacang diatasnya.

  • Es Krim Ragusa

Berbicara soal tempat makan bersejarah, Jika di Surabaya ada Es Krim Zangrandi, di Semarang ada Es Krim Toko Oen, Medan mempunyai Es Krim Tip Top. Nah, di Jakarta ada Es Krim Ragusa. Es krim ini tak kalah bersejarahnya dengan tempat-tempat es krim tersebut karena telah berdiri pada tahun 1930-an.

Cita Rasa Khas Italia

Kreator es krim Ragusa ini adalah seorang yang juga berkebangsaan Itali yang bernama Luis Ragusa. Awalnya bukan hanya Ragusa saja yang memulai bisnis es krimnya ini, melainkan dibantu oleh saudaranya, Vincenzo Ragusa. Nah, ada satu cerita yang unik, awalnya mereka berdua datang ke Indonesia bukan untuk berbisnis es krim melainkan untuk belajar menjahit. Namun berhubung keduanya bertemu dengan wanita Eropa yang memiliki peternakan sapi, maka tercetuslah ide untuk membuat es krim membuat es krim dengan bahan baku dari susu sapi.

Di tahun 1932 mereka berdua memutuskan membuka kafe es krim nya di pasar Gambir. Namun lokasi tersebut tidak terlalu ramai dikunjungi pembeli. Kemudian pada tahun 1947 Kafe kedua kembali dibuka dan kali ini bertempat di Jl. Veteran I No. 10 Jakarta Pusat tahun 1947 hingga saat ini. Lokasi yang strategis membuat es krim Ragusa banyak diminati.

Selama menekuni bisnis es krim ini mereka sebenarnya tidak bekerja berdua saja, melainkan dibantu juga oleh Jo Giok Siaw. Ibu Hj. Sias Mawarni, menantu dari Jo Giok Siaw, dan suaminya yang meneruskan penjualan es krim ini. Sepeninggal duo itali itu, es krim diwariskan secara turun temurun tanpa pernah mengganti resep aslinya dan masih mempertahankan es krim tanpa bahan pengawet hingga saat ini.

Ragusa yang serba Antik

Layaknya restauran es krim kuno lainnya yang masih mempertahankan bentuk aslinya, Es Krim Ragusa pun demikian. Kesan kuno menyelimuti seantero ruangan restauran begitu Anda masuk ke dalamnya, mulai dari kursi, desain interior dan foto-foto lama yang terpajang di sisi kanan kirinya. Arsitekturnya kental dengan unsur Art Deco.

Art Deco ini merupakan gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain dari 1920 hingga 1939 yang memengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur. Di Jakarta sendiri, banyak bangunan yang mengadaptasi gaya ini termasuk interior dari gedung Ragusa.

Antiknya bangunan seakan-akan menjadi teman sejati bagi es krim-es krim Ragusa. Anda bisa mencoba berbagai varian yang ditawarkan di tempat ini, seperti Spaghetti Ice Cream, Cassata Siciliana, Banana Split, Nougat atau Chocolate Sundae yang semuanya menggugah selera. Nah, salah satu es krim yang menjadi favorit pengunjung adalah Spaghetti Ice Cream. Es krim ini memiliki bentuk seperti spaghetti ini begitu nikmat dan segar apalagi porsinya yang besar dengan tambahan taburan kacang tanah diatasnya menjadikan kepuasan tersendiri saat memakannya.

0 comment:

Post a Comment