Ketika fitnah
Al-Masih Ad-Dajjal keluar ke tengah ummat manusia di Akhir Zaman ia
akan membawa surga dan nerakanya sendiri. Surganya adalah neraka
sedangkan nerakanya adalah surga. Nabi Muhammad (SAW) memberitahu kita
agar selamat menghadapi neraka Ad-Dajjal, maka seorang muslim mesti
menghafal dan membaca sepuluh ayat pertama surah Al-Kahfi.
“Di
antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada surga
dan neraka. Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya
adalah neraka. Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan nerakanya,
hendaklah ia berlindung kepada Allah dan hendaklah ia membaca ayat-ayat
di awal surah Al Kahfi. (HR Ibnu Majah – Shahih)
Nabi Muhammad (SAW) bersabda:
"Barangsiapa menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al-Kahfi, maka ia akan terpelihara dari (kejahatan) Ad-Dajjal." (HR Muslim – Shahih)
Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم berpesan;
“Di
antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada surga
dan neraka. Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya
adalah neraka.”
Berarti Ad-Dajjal sanggup membolak-balik realita. Apa yang sesungguhnya bakal mengantarkan seseorang menuju neraka malah terlihat seperti surga. Sedangkan apa-apa yang bisa mengantarkan seseorang ke surga malah dibuat seperti neraka. Apa yang benar dibuat terlihat salah. Apa yang salah dibuat menjadi seperti benar.
Jangankan
sesudah Dajjal keluar ke tengah-tengah manusia, sedangkan saat
sekarang saja dimana Dajjal belum keluar sudah banyak manusia yang
berhasil tertipu melihat realitas. Benar-benar terasa bahwa dunia
modern dikelola oleh para pendukung dan penyambut Dajjal. Mereka
berusaha membangun opini umum yang terbalik-balik. Dunia modern telah
membentuk diri menjadi sebuah Sistem Dajjal menanti dan menyambut
keluarnya Dajjal untuk segera dinobatkan menjadi pemimpin globalnya.
Inilah hakikat the New World Order (Tatanan Dunia Baru) alias Novus
Ordo Seclorum. Ia merupakan sebuah Sistem Dajjal..!
Mereka
berusaha memperlihatkan bagaimana para selebritis yang gemar
bermaksiat menjadi figur-figur idaman yang dielu-elukan oleh
masyarakat. Berbagai tayangan di televisi dan media lainnya berlomba
menggosipkan kehidupan pribadi para artis dan selebritis sehingga
mereka dikagumi.
Padahal
apa yang diberitakan tentang mereka pada hakikatnya adalah kehidupan
yang sungguh tidak bernilai bahkan penuh kerusakan moral dan perilaku.
Tidak ada nilai keteladanan yang bisa dibanggakan dari kehidupan para
selebritis ahli maksiat itu. Kehidupan diwarnai gonta-ganti pacar.
Kawin-cerai lalu kawin-cerai lagi. Berpakaian mengumbar aurat ke sana
kemari. Keterlibatan mengkonsumsi narkoba. Kehidupan malam dunia
gemerlap. Tetapi semua itu diopinikan sebagai kehidupan modern yang
keren dan penuh kebahagiaan.
Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:
“Hampir saja orang hina putra orang hina mengalahkan dunia.” (HR Ahmad – Shahih)
Hadits
di atas menerangkan bahwa sudah dekat waktunya dimana yang meraih
kesuksesan di dunia adalah orang hina putra orang hina. Itulah mereka
para selebritis dan para artis yang diopinikan oleh media-massa dunia
modern sebagai orang-orang yang bergelimang dengan kesenangan dan
kemewahan dunia.
Mereka
berusaha menyebarluaskan nilai-nilai LG (lesbian dan gay) ke tengah
masyarakat luas. Nilai-nilai sexual menyimpang tersebut digambarkan
sebagai perkara biasa dan lumrah. Malah mereka membangun opini di
tengah masyarakat luas bahwa menjadi lesbi atau gay adalah sebuah
pilihan hidup yang sah-sah saja. Alasan mereka adalah HAM (hak asasi
manusia). Hendaknya setiap orang diberikan kebebasan untuk mencintai
siapa saja dan jenis kelamin apa saja yang dia sukai.
Jika
seorang lelaki menyukai lawan jenisnya yaitu perempuan, maka seorang
lelaki hendaknya diperbolehkan juga menyukai sesama lelaki dan bahkan
menikahinya. Demikian pula seorang perempuan. Bila perempuan suka
dengan dengan lawan jenisnya yaitu lelaki, maka hendaknya ia dimaklumi
dan diberi kebebasan juga untuk menyukai sesama jenis kelamin perempuan
bahkan menikahinya.
Padahal Islam memberikan ketentuan yang sangat tegas dalam persoalan ini. Nabi Muhammad (SAW) bersabda:
"Siapa yang kalian dapati sedang melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah; pelaku dan pasangannya." (HR Abu Dawud – Shahih)
Mereka
berusaha menggambarkan bahwa suatu transaksi yang melibatkan praktek
riba adalah hal biasa. Bahkan itulah salah satu bentuk normal
berjual-beli. Sehingga banyak orang memandang ringan menerima atau
memberi bunga di dalam suatu transaksi. Padahal jelas-tegas Allah SWT
berfirman:
“Orang-orang
yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS Al-Baqarah 275)
Mereka
ingin menggambarkan bahwa mengikuti suara rakyat sama dengan mengikuti
suara Tuhan. Padahal sudah jelas sangat berbeda antara tunduk dan
mengakui kedaulatan rakyat dengan tunduk dan mengakui kedaulatan Allah
SWT...! Bila tunduk dan mengakui kedaulatan rakyat maka berakibat harus
siap mentaati hukum dan aturan produk manusia. Sedangkan tunduk dan
mengakui kedaulatan Allah SWT berakibat hanya mau mentaati hukum dan
aturan Allah SWT semata dan menolak untuk mentaati hukum produk
manusia. Sehingga Allah SWT berfirman:
“...
dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah (yaitu hukum Allah), dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya
mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan
Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki
akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa
mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang
fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum)
siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang
yakin?” (QS Al-Maidah 49-50)
Semua
contoh kasus di atas merupakan realitas yang dibolak-balik oleh para
pengelola dan pendukung Tatanan Dunia Baru alias Sistem Dajjal. Mereka
kemudian berusaha meyakinkan bahwa inilah surga yang mereka tawarkan
kepada manusia. Menjadi artis dan selebritis yang hidupnya bergelimang
maksiat.
Menjadi
lesbi atau gay yang merdeka sepenuhnya untuk mencintai dan berhubungan
intim dengan sesama jenis kelamin. Menikmati riba sebagai jalan pintas
untuk sukses dalam bidang keuangan, bisnis dan ekonomi. Menjadi
seorang penganjur bahkan pejuang demokrasi yang dengan ringannya
mencampakkan keadilan hukum Allah SWT seraya berkhayal akan hadirnya
keadilan hukum (jahiliyah) produk manusia..!
Semua
itu merupakan surga dunia yang mereka tawarkan kepada umat manusia.
Surga dunia yang bila diikuti berarti memastikan diri bakal masuk ke
dalam neraka akhirat..! Jika kita tinggalkan itu semua justeru berarti
kita memilih surga akhirat walau terasa seolah memasuki neraka dunia.
Hidup
bebas maksiat, menikah secara normal, bebas riba dan hanya menjunjung
tinggi kedaualatan Allah SWT bukan selainnya, maka itu semua justeru
memastikan seseorang sedang menempuh perjalanan menuju surga akhirat,
yaitu surga Allah SWT dan meninggalkan surga Dajjal dan Sistem Dajjal.
Itulah jalan untuk memastikan bebasnya seseorang dari neraka Allah SWT
walau harus kehilangan peluang menikmati surga Dajjal, bahkan harus
bersabar di dalam neraka Dajjal.
Pilihan
ada pada setiap individu. Silahkan anda pilih, tidak ada paksaan di
dalam beragama. Sungguh telah jelas jalan yang lurus dari jalan yang
bengkok. Masing-masing orang harus berdiri sendiri-sendiri di hadapan
Allah SWT di Hari Pengadilan kelak mempertanggungjawabkan pilihan
hidupnya sewaktu di dunia.
“Dan
katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu; maka barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin
(kafir) biarlah ia kafir.” (QS Al-Kahfi 29)
0 comment:
Post a Comment