Beranikah anda mendatangi kampung setan? Atau pertanyaannya dirubah,
maukah anda ke puncak gunung yang ada kampung setannya? Bagi yang
pemberani dan rasa ingin tahunya tinggi, pertanyaan itu bisa menjadi
obat perangsang. Merangsang andrenalinnya untuk menghadapi tantangan
tersebut. Sebaliknya bagi si penakut, lebih memilih untuk tidak
menikmati indahnya puncak gunung kalau syaratnya harus masuk ke
kampungnya para setan.
Itulah yang dialami gunung
Salak. Gunung yang memiliki tujuh puncak
yang puncak tertingginya bernama Puncak Salak I dengan ketinggian 2.211
Mdpl jarang dikunjungi karena dianggap angker. Berbeda dengan gunung
Gede-Pangrango yang setiap tahunnya dikunjungi oleh ratusan pendaki,
gunung Salak hanya didaki kurang dari separuhnya.
Keangkeran gunung Salak makin kuat karena di puncak tertingginya
terdapat sebuah makam. Menurut kabar yang beredar, makam tersebut adalah
makamnya Mbah Gunung Salak. Nama tersebut barangkali perlu ditelusuri
lagi kebenarannya. Di wilayah makam itu sendiri tidak ada tanda-tanda
yang menyatakan bahwa dibawah makam tersebut bersemayam jasad Mbah
Gunung Salak. Yang ada hanyalah sebuah peringatan yang ditulis dalam
bahasa Jawa ngoko (kasar). Peringatan tersebut menyatakan supaya
pengunjung (pendaki) berperilaku sopan dan yang perempuan dilarang
mendekati makam.
Ada juga kabar bahwa makam tersebut sebenarnya hanya bikinan
seseorang. Tidak ada jasad siapapun didalamnya. Makam itu dibuat
semata-mata hanya untuk memberi kesan mistis. Angker. Dengan tujuan agar
tidak banyak para pendaki yang datang. Dan ternyata berhasil bila
melihat jumlah pendaki per tahunnya. Kalau melihat bukti, catatan, atau
dokumen sejarahnya yang kurang valid dan hanya didasarkan cerita dari
mulut ke mulut, bisa jadi kabar tentang kebohongan itu benar. Siapa yang
berani menjamin keotentikannya bila cuma didukung oleh pernyataan lisan
yang sulit sekali ditelusuri asal-usulnya.
Makam lain pendukung keangkeran gunung Salak adalah makam Pangeran Santri. Bila turun dari puncak menuju desa Girijaya atau mulai mendaki dari desa tersebut, kita akan melewati komplek makam Pangeran Santri. Lokasinya yang tinggi di lereng gunung dengan susunan pepohonan menjulang rapat semakin menjadikan tempat tersebut sunyi senyap. Tidak ada suara kehidupan manusia selain dua orang juru kunci dan binatang hutan yang ada disekitar makam tersebut.
Bagi pendaki berpengalaman, iming-iming keindahan alam pasti lebih menarik daripada ketakutan tak beralasan terhadap kampung setan. Pun buat pendaki pemula, sangat disarankan untuk mendaki Puncak Salak I tanpa harus dihantui cerita kosong tersebut.
0 comment:
Post a Comment