WYOMING - Gunung berapi raksasa, Yellowstone Caldera, yang terletak di bawah Taman Nasional Yellowstone, Wyoming, Amerika Serikat, diramalkan meletus dalam waktu dekat. Jika itu terjadi, dua per tiga wilayah AS dikhawatirkan tidak lagi bisa ditinggali.
Daily Mail melansir, Selasa (25/1/2011), gunung berapi raksasa di Yellowstone terus naik ke permukaan. Saat ini, sekira 2.395 kilometer persegi wilayah caldera muncul ke permukaan dan mengakibatkan sejumlah wilayah naik hingga 25 centimeter.
Sejak tiga tahun terakhir, gunung berapi raksasa itu naik sekira 7,6 centimeter ke atas permukaan laut setiap tahunnya. Ini merupakan kenaikan tercepat sejak 1923 lalu.
Jika meletus, caldera diperkirakan memiliki kekuatan seribu kali lipat dibandingkan letusan Gunung St Helen (AS), 1980 lalu. Para ahli mensinyalir, debu vulkanik yang dihasilkan caldera bisa mencapai tebal 304 centimeter dan menjangkau wilayah sejauh 1.600 kilometer.
Selain itu, efek yang ditimbulkan caldera akan jauh lebih dahsyat dibandingkan letusan gunung berapi Islandia, Eyjafjallajokull, yang sempat menyebabkan kekacauan lalu lintas udara, April 2010.
Selama 2,1 juta tahun, Yellowstone Caldera tercatat pernah tiga kali meletus. Terakhir kali adalah pada 600 ribu tahun lalu. Namun, menurut ahli, bisa jadi caldera akan meletus untuk keempat kalinya dalam waktu dekat.
Meski begitu, para ahli gunung berapi juga belum bisa memastikan kapan tepatnya letusan itu akan terjadi. Atau apakah caldera akan benar-benar meletus.
"Awalnya kami memang cemas kenaikan caldera bakal berujung letusan gunung. Tapi, ketika kami melihat kedalaman magmanya 10 kilometer, kami tidak lagi terlalu khawatir. Jika kedalamannya dua atau tiga kilometer, kami akan jauh lebih khawatir," jelas Robert Smith, seorang professor geofisika Universitas Utah.
"Kami tidak tahu sampai kapan proses ini akan berlangsung hingga gunung itu meletus, atau proses itu berakhir dan caldera kembali menyusut," tandasnya.
0 comment:
Post a Comment